Minggu, 13 November 2011

industri karoseri

Minggu, 13 November 2011 |

Membangkitkan Kembali Industri Karoseri

Headline
istimewa
Oleh: Augusta B. Sirait
Kamis, 14 Januari 2010 | 12:09 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Karoseri yang menjadi tulang punggung industri otomotif tanah air di era 1970-an hingga 1980-an kini siap bangkit kembali dari 'tidur' lamanya.

Sebuah peluang untuk mewujudkan kembali industri Karoseri sepertinya terbuka luas dengan adanya Pameran bus, truk, dan komponen kendaraan komersial atau 'International Bus, Truck, and Components Exhibition (IIBT) 2010' 24-27 Maret mendatang.

Pameran yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini, diikuti oleh 300 perusahaan terkemuka dari 20 negara.

"Kami berharap pameran IIBT 2010 yang baru pertama kali ini mampu meningkatkan pangsa pasar industri Karoseri dan dapat memperkenalkan lebih luas tentang keberadaan industri karoseri tanah air kepada masyarakat luas," ujar Ketua Umum DPP Asosiasi Karoseri Indonesia (ASKARINDO) David Herman Jaya, dalam konferensi pers IIBT 2010, Rabu (13/1), di Jakarta.

Karoseri yang berasal dari bahasa Belanda Carrosserie berarti rumah-rumah kendaraan yang dibangun di atas rangka/chasis mobil atau chasis khusus bus ataupun truk.

Awalnya karoseri di Indonesia menggunakan rangka kayu, yang dilapisi dengan plat logam tipis. Industri ini berkembang dengan sangat pesat pada 1970-an, dan pada saat itu banyak mobil penumpang ataupun minibus yang dibangun dari pickup, termasuk juga pembuatan bus dari chasis truk. Sekarang hanya bus dan truk yang menggunakan jasa industri karoseri disamping kendaraan khusus seperti ambulance, pemadam kebakaran.

Ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang tidak membatasi usia angkutan umum telah 'mematikan' industri karoseri, sehingga sulit untuk bangkit.

"Lihat saja sekarang bus umum, umurnya saja sudah lebih dari 15 tahun. Seharusnya kita tiru China. Dalam jangka beberapa tahun bus umum mereka sudah berganti. Bahkan saat saya datang ke Olimpiade Beijing, bus-bus hybrid saja sudah ada. Makanya industri karoseri disana maju," ujar David yang mengaku pernah 'mengajarkan' China tentang Karoseri dua dekade lalu.

Di Indonesia baru ada 341 perusahaan karoseri berasal dari pulau Jawa dan Lampung yang menjadi anggota ASKARINDO. "Kalau seluruh Indonesia mungkin lebih dari 1.000 perusahaan," ujar David.

Tahun 2003 ASKARINDO berdiri dengan maksud menjembatani pemerintah dengan industri karoseri. Industri Karoseri kendaraan bermotor dipandang mempunyai nilai vital dan strategis, tapi bisa berubah menjadi perusak dan pembunuh jika kendaraan tidak sesuai dengan persyaratan teknis rancang bangun dan peruntukannya.

Sekarang sudah ada teknologi baru dalam pembangunanan karoseri seperti monocoque, mempunyai tingkat keselamatan yang lebih tinggi serta kenyamanan yang lebih baik, dan penggunaan bahan-bahan ringan dan kuat seperti aluminium, kaca serat termasuk karbon fiber.

Nah! di IIBT 2010 yang akan digelar besama dengan Indonesia's Largest Auto Parts Exhibition (INAPA) 2010 peluang untuk menghidupkan industri karoseri sangat terbuka.

"Akan ada sedikitnya 300 perusahaan terkemuka dari 20 negara yang ikut dalam pameran ini, sehingga peluangnya sangat besar," ujar David.

Dengan bangkitnya industri karoseri, diharapkan dapat mendongkrak pasar domestik kendaraan komersial akan naik antara 10-20% menjadi 132.103 unit tahun ini dari 115.014 unit di tahun 2009.

Pameran yang mengusung tema Automotive Eco-Friendly ini diharapkan bisa menjadi jembatan b to b sehingga mendongkrak perekonomian dalam negri.

IIBT 2010 yang diselenggarakan oleh PT Global Expo Management (GEM) akan menghadirkan peserta dari pelaku industri bus, truk, kendaraan khusus, komponen (spare part), dan aksesoris. Pameran ini dibuka pada 24-27 Maret 2010, mulai pukul 10.00-18.00 wib. Pengunjung yang hadir tidak dikenakan biaya tiket masuk. [Tom]


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar

LINK TEMAN

  • darmian
  • mr darmianll
  • avan
  • mr avanll
  • Pengikut

     
    Copyright © perindustrian | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog