Rabu, 11 Januari 2012

perindustrian rumah kayu

Rabu, 11 Januari 2012 |

Rumah Kayu Cina di Tangerang Terancam Punah

Surel Cetak PDF
Rumah Kayu Goen, Budaya Cina di Kabupaten Tangerang (tom migran)
Kabar6-Ribuan rumah kayu yang menjadi wujud kebudayaan cina dan merupakan cagar budaya pada 5 desa di Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, terancam punah.

Besarnya dominasi penguasaan lahan oleh industri dan pengembang perumahan, mengakibatkan kawasan lingkungan rumah kayu setiap tahun kian menyempit.

Gunawan Wijaya (65), pemilik rumah kayu di Jalan Rumah Kayu Goen, persisnya ditengah Kampung Cipari, Desa Ciakar, mengatakan sepanjang 5 tahun terakhir sudah hektaran lahan warga cina sekitar yang terjual kepada industri dan pengembang perumahan.

Pengusaha gaek yang sempat menjabat sebagai ahli kayu di keluarga mantan Presiden Soeharto itu menuding, kondisi itu lebih disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah terhadap keberadaan cagar budaya.

Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat cina sekitar, menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kian menyempitnya lahan rumah kayu yang ada.

“Umumnya warga cina disini menggantungkan hidup dari hasil sawah dan ladang. Jadi, begitu terdesak oleh kebutuhan ekonomi, mereka tidak punya pilihan lain kecuali menjual ladang, sawah ataupun rumah kayunya,” ujar Gunawan, belum lama ini.

Bukti minimnya perhatian pemerintah yang dimaksud Gunawan adalah, minimnya sekolah yang berdampak pada keterbatasan pengetahuan masyarakat setempat. Ketiadaan aturan hukum terkait konservasi kawasan cagar budaya serta tidak tergalinya potensi cagar budaya yang berdampak pada terpuruknya ekonomi masyarakat dikawasan cagar budaya.

“Saya berharap pemerintah bisa mengeluarkan Perda terkait konservasi kawasan rumah kayu ini pada tahun 2011 mendatang. Jangan sampai, kawasan ini hilang karena dikuasai oleh industri atau perumahan, karena itu artinya pemerintah akan kehilangan budaya yang sudah ada sejak berabad-abad lamanya,” kata Gunawan.

Kian menyusutnya lahan dan rumah kayu milik warga cina di Kecamatan Panongan juga diakui oleh Ary Novi Purnama, mantan Camat Panongan yang kini menjabat sebagai Sekertaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang.

Menurutnya, warga terpaksa menjual tanah dan rumah kayunya kepada pengembang perumahan atau industri, karena faktor kesulitan ekonomi.

Dari sebanyak 150 ribu penduduk yang tersebar di 5 desa (Ciakar, Peusar, Panongan, Ranca Kelapa dan Ranca Hulu) di Kecamatan Panongan, sebanyak 40 persennya adalah warga dari etnis Cina. Mereka hidup dari hasil berkebun dan bertani, dengan tingkat ekonomi yang serba pas-pasan.

“Umumnya warga cina di disini hidup dari hasil bertani di sawah tadah hujan, yang hanya panen satu tahun sekali. Proses bertani masih dilakukan dengan cara manual. Mulai dari proses pemupukan dengan pupuk organik, hingga tekhnik memanen padi yang masih menggunakan cara pukul banting.

Cara manual inilah yang mengakibatkan tingkat ekonomi masyarakat cina disini menjadi pas-pasan,” kata Ary Novi.

Hal yang paling unik adalah, kata Ary Novi, warga cina Panongan juga membentengi diri dari dunia luar demi menjaga keutuhan budaya yang ada. “Mereka sangat tertutup dengan dunia luar. Bahkan, dengan warga asing yang baru dikenalpun mereka kerap curiga,” ujarnya.

Terkait harapan sejumlah warga cina Panongan akan adanya aturan hukum berupa Perda tentang konservasi rumah kayu dan budaya cina, Ary Novi menyambut baik hal itu. Sebagai bagian dari aparat pemerintahan, Ary akan membantu mewujudkan keinginan warga cina Panongan tersebut.

“Ya, sangat mendukung keinginan warga tersebut. Sebagai aparat pemerintahan yang juga ingin melindungi cagar budaya, saya akan mendorong keinginan warga tersebut agar menjadi kenyataan,” katanya.(tom migran)


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar

LINK TEMAN

  • darmian
  • mr darmianll
  • avan
  • mr avanll
  • Pengikut

     
    Copyright © perindustrian | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog