Minggu, 25 Desember 2011

perindustrian kertas di ganjal kampanye

Minggu, 25 Desember 2011 |
Industri kertas diganjal kampanye hitam LSM internasional
Online: Senin, 19 Desember 2011 | 10:01 wib ET

Dirjen Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi
Berita Terkait
Tangkap momentum booming kertas Asia
RI berpotensi jadi raksasa kertas dunia
Fajar Wisesa siapkan capex US$80 juta
Pabrik lokal tak keder hadapi kertas China
Surabaya Agung restrukturisasi utang US$241,18 juta

SURABAYA, kabarbisnis.com: Indonesia terus memacu kinerja industri kertas dalam negeri. Dengan besarnya potensi yang dimiliki, Indonesia diproyeksikan akan menjadi produsen kertas terbesar nomor empat di dunia. Namun untuk merealisasikannya, ada berbagai kendala yang menghadang.

Bagaimana kondisi industri kertas dalam negeri dan apa langkah yang diambil pemerintah untuk memajukannya, berikut wawancara kabarnisnis.com dengan Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi.

Bisa dijelaskan bagaimana kondisi industri kertas dalam negeri saat ini?

Industri kertas Indonesia sedang mengalami masa kejayaan. Jika dulu kita hanya penghasil kertas kelas teri, bisa dibilang saat ini kita menjadi penghasil kertas kelas kakap dan berpotensi menjadi raksasa kertas terbesar keempat dunia.

Apa indikatornya?

Industri kita tumbuh dengan cepat. Jumlah perusahaan yang ada sekarang jauh lebih banyak dibanding beberapa tahun lalu. Sementara ekspor kita juga terus melaju. Beberapa negara yang asalnya menjadi penguasa kertas sekarang sudah mulai surut. Amerika, Scandinavia yang asalnya menguasai suply kertas dunia sudah bergeser karena kesulitan bahan baku. Sedangkan kita didukung oleh luasnya hutan tanaman industri yang bisa dikembangkan untuk produksi kayu sebagai bahan baku kertas.

Berapa jumlah perusahaan kertas yang ada saat ini dan berapa produksinya?

Saat ini, jumlah industri pulp dan kertas besar di tanah air mencapai 14 perusahaan pulp dengan kapasitas 7,9 juta pulp dan 79 perusahaan kerta dengan kapasitas 12,17 juta ton. Dari seluruh perusahaan tersebut, produksi dalam negeri mencapai 7,3 juta ton pulp dan 10,7 juta ton kertas per tahun.

Jika produksi pulp dan kartas dalam negeri mencapai 7,3 juta ton pulp dan 10,7 juta ton kertas per tahun, berapa realisasi ekspor kita?

Pada tahun 2010, realisasi ekspor kita mencapai 2,812 juta ton pulp dengan nilai US$1,6 milyar dan 4,494 miliar ton kertas dengan nilai US$3,997 miliar.

Sebenarnya berapa kebutuhan kertas dunia dan dalam negeri saat ini?

Kebutuhan kertas dunia saat ini masih cukup besar, mencapai 390 juta ton per tahun, sementara kebutuhan dalam negeri mencapai 2,8 juta ton. Komputerisasi belum sepenuhnya bisa menggerus seluruh kebutuhan kertas, terlebih di beberapa negara berkembang yang tingkat melek Teknologi Informasi (TI)-nya masih minim, pertumbuhannya bisa mencapai 4% per tahun. Sementara Indonesia pertumbuhannya mencapai 2,1% per tahun.

Apa kendala yang masih harus dihadapi untuk memajukan industri kertas?

Kendalanya adalah kampanye hitam oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) internasional yang selalu menyerang negara produsen kertas dengan mempertanyakan legalitas kayu sebagai bahan baku. Mereka selalu menyudutkan penggunaan kayu sebagai kegiatan yang merusak ekosistem alam.

Apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi kampanye hitam tersebut?

Ya kita harus jeli. Karena isu lingkungan oleh negara maju tidak lepas dari isu ekonomi. Isu lingkungan jangan dianggap hanya isu lingkungan saja, karena dibelakangnya ada ekonomi. Dan jika berbicara soal kerusakan lingkungan, sebenarnya negara majulah yang pertama kali melakukannya. Hanya saja ketika mereka sudah maju, mereka membuat aturan dengan alasan lingkungan. Selain itu,untuk meminimalisir protes dari LSM tersebut, saat ini kami juga terus berupaya mendorong penggunaan kertas bekas sebagai bahan baku.

Kalau di Indonesia, kayu untuk bahan baku kertas itu diambil dari mana?

Kayu yang diproduksi di Indonesia bukan dari hutan yang dilindungi. Kayu tersebut seluruhnya diambil dari hutan tanaman industri (HTI) yang legalitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Di Indonesia luas area HTI mencapi tujuh juta hektar yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Dan kami akan terus mendorong perusahaan yang sudah memiliki ijin HTI untuk memperluas area mereka. Karena lahan kosong di Indonesia masih cukup banyak. [Dzurriyah Nisa]


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar

LINK TEMAN

  • darmian
  • mr darmianll
  • avan
  • mr avanll
  • Pengikut

     
    Copyright © perindustrian | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog